Mengenang Pasar Seng

Banyak cerita yang bisa diungkap tentang pasar seng, sampai musim haji 2006, hampir semua jamaah Haji mempunyai cerita tentang Pasar Seng. Pasar yang terletak berdekatan dengan Masjidil Haram ini layaknya pasar tradisional dengan berbagai produk yang dijual.

Pasar Seng terdapat di ujung jalan dekat perpustakaan atau rumah lahir Nabi Muhammad SAW. Bukan saja makanan, segala macam cendera mata khas negeri kurma ini tersedia. Mengapa disebut pasar seng? tak ada sejarah yang mencatatnya, namun konon, penyebutan Pasar Seng karena awalnya bangunan-bangunan yang digunakan para pedagang beratapkan seng (zinc ). Yang menjadi magnet pasar seng adalah harga miring dibanding dengan harga toko atau tempat lain, disamping itu ketersediaan segala macam buah tangan untuk dibawa pulang ke tanah air jamaah haji, menjadikan Pasar Seng surga belanja bagi jamaah haji.

Banyaknya jamaah haji asal Indonesia rupanya dibaca oleh para pedagang di sana, banyak cerita betapa para pedagang Pasar Seng mencoba menyelami psikologis orang Indonesia dengan gaya pelayanan dan keramahan khas masyarakat Indonesia. Ada pedagang yang langsung memeluk dan bahkan menyapa dengan bahasa Indonesia dengan intonasi nyaris sempurna.

Tak perlu kuatir belanja di Pasar Seng, hampir semua pedagang bisa komunikasi dengan bahasa Indonesia, perbendaharaan kosakata mereka lumayan banyak khususnya untuk komunikasi jual beli. Tujuannya tak lain agar jamaah Indonesia terpikat berbelanja di kios mereka.

Namun kini cerita keramahan dan keunikan Pasar Seng tinggal kenangan. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sudah membongkar areal sekitar Masjidil Haram, Makkah, itu guna perluasan kawasan masjidil Haram. Pasar Seng hanyalah bagian kecil dari ”korban” kebijakan Pemerintah Arab Saudi. Sejumlah hotel dan bangunan megah lain di sekitar Masjidil Haram turut tergusur. Bangunan Hotel Sheraton yang megah pun tak mampu menghindar dari proyek maha besar itu. Tak jauh dari lokasi Pasar Seng, ada Masjid Kucing juga dirobohkan. Hotel-hotel lain mempunyai nasib sama adalah hotel Qurtuba, Zahret, Darkum, Talal, Firdaus Umrah, dan Firdaus Makkah

Menurut Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, perluasan  masjidil Haram bertujuan untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan serta kemudahan para tamu Allah saat melaksanakan ibadah haji.

Begitulah ceritanya. Pasar Seng kini tinggallah kenangan. Perluasan kawasan masjid atas nama kepentingan terhadap para jamaah haji telah mengantarkan Pasar Seng ke lipatan catatan sejarah. Harga yang terpaksa harus dibayar guna kebaikan yang lebih besar lagi.

Jangan kuatir pemerintah Arab Saudi tetap menghidupkan pasar yang banyak dikunjungi kaum menengah bawah ini, tak jauh dari Masjidil Haram telah didirikan Pasar Gaza, sebagai pengganti dari pasar seng, yang kini tiada (Slamet Riyanto)

Posted by Inti Pustaka on 11:23 PM. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 comments for Mengenang Pasar Seng

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery